Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang kian melambung menjadi alasan banyak masyarakat untuk mengisi BBM ‘seperlunya saja.' Tak heran jika angka penunjuk bahan bakar di panel indikator kerap menunjuk pada level seperempat hingga setengah. Apalagi ada sebagian orang yang mempunyai kebiasaan untuk mengisi BBM jika ingin menggunakan mobil saja.
Tanpa disadari, kebiasaan ini memiliki dampak kerugian dari beragam aspek. Seperti rasa dag..dig..dug.. saat menjumpai kemacetan parah, lantaran jumlah bahan bakar yang minim di tangki, hingga faktor keselamatan berkendara.
Dengan jumlah bahan bakar minim, kecenderungan pompa bahan bakar tidak terendam saat mobil bermanuver kian besar - meski desain tangki modern kini telah memiliki banyak sekat di dalamnya. Hal ini tentu sangat berbahaya lantaran mesin dapat mati secara tiba-tiba akibat asupan bensin yang terputus.
Belum lagi dengan tumpukan kotoran di dasar tangki. Potensi Anda mengisi bahan bakar di SPBU terpencil yang memiliki kondisi tangki tanam kurang terawat akan menghadirkan kotoran di tangki bahan bakar mobil. Bila terhisap, tentu akan mempercepat usia pakai filter bensin. Bila tak terdeteksi dengan cepat, otomatis kerja fuel pump semakin berat sehingga menurunkan kemampuan menekan bahan bakar ke injector. Konsumsi BBM menjadi kian boros dan fuel pump rentan mengalami kerusakan.
Kerugian lainnya adalah hadirnya air di dalam tangki akibat proses kondensasi. Ruang yang lebih luas saat bensin minim membuat proses ini lebih mudah terjadi, terutama untuk mobil-mobil yang masih mengadopsi material besi pada tangki bensinnya. Wajar bila mayoritas produsen mobil kini mulai menunakan material plastik pada tangki bahan bakar untuk mereduksi terjadinya kondensasi.
“Dengan diamnya udara pada suatu ruang, maka akan terjadi kondensasi dan hasil kondensasi berupa uap air tersebut akan terdeposit dalam tangki,” terang . Vice President Corporate Communication PT. Pertamina (Persero), Ali Mundakir.
Tips
- Nyalakan mobil beberapa menit setiap hari untuk memastikan BBM dalam tangki teralirkan ke sistem pembakaran. Hal ini akan memancing tersirkulasinya udara dalam tangki sehingga tak mudah terjadi kondensasi.
- Gunakan BBM non subsidi. Fungsi deterjen dari aditif yang terdapat pada BBM non subsidi akan membuat pembakaran kian sempurna dan kondisi mesin selalu prima sehingga efek buruk dari kondensasi dapat diminimalisir.
- Jika mobil jarang bergerak, pastikan BBM selalu dalam kondisi penuh untuk meminimalisir ruang udara dalam tangki.
- Lakukan kuras tangki jika gejala tercampurnya BBM dengan air mulai terasa. Seperti mesin yang batuk-batuk.
- Cek kompresi mesin secara berkala untuk memastikan mesin memiliki kemampuan kompresi yang ideal. Hasil pembakaran pun akan terjaga dalam status sempurna jika kompresi mesin tetap ideal.
source: autobild.co.id
Tanpa disadari, kebiasaan ini memiliki dampak kerugian dari beragam aspek. Seperti rasa dag..dig..dug.. saat menjumpai kemacetan parah, lantaran jumlah bahan bakar yang minim di tangki, hingga faktor keselamatan berkendara.
Dengan jumlah bahan bakar minim, kecenderungan pompa bahan bakar tidak terendam saat mobil bermanuver kian besar - meski desain tangki modern kini telah memiliki banyak sekat di dalamnya. Hal ini tentu sangat berbahaya lantaran mesin dapat mati secara tiba-tiba akibat asupan bensin yang terputus.
Belum lagi dengan tumpukan kotoran di dasar tangki. Potensi Anda mengisi bahan bakar di SPBU terpencil yang memiliki kondisi tangki tanam kurang terawat akan menghadirkan kotoran di tangki bahan bakar mobil. Bila terhisap, tentu akan mempercepat usia pakai filter bensin. Bila tak terdeteksi dengan cepat, otomatis kerja fuel pump semakin berat sehingga menurunkan kemampuan menekan bahan bakar ke injector. Konsumsi BBM menjadi kian boros dan fuel pump rentan mengalami kerusakan.
Kerugian lainnya adalah hadirnya air di dalam tangki akibat proses kondensasi. Ruang yang lebih luas saat bensin minim membuat proses ini lebih mudah terjadi, terutama untuk mobil-mobil yang masih mengadopsi material besi pada tangki bensinnya. Wajar bila mayoritas produsen mobil kini mulai menunakan material plastik pada tangki bahan bakar untuk mereduksi terjadinya kondensasi.
“Dengan diamnya udara pada suatu ruang, maka akan terjadi kondensasi dan hasil kondensasi berupa uap air tersebut akan terdeposit dalam tangki,” terang . Vice President Corporate Communication PT. Pertamina (Persero), Ali Mundakir.
Tips
- Nyalakan mobil beberapa menit setiap hari untuk memastikan BBM dalam tangki teralirkan ke sistem pembakaran. Hal ini akan memancing tersirkulasinya udara dalam tangki sehingga tak mudah terjadi kondensasi.
- Gunakan BBM non subsidi. Fungsi deterjen dari aditif yang terdapat pada BBM non subsidi akan membuat pembakaran kian sempurna dan kondisi mesin selalu prima sehingga efek buruk dari kondensasi dapat diminimalisir.
- Jika mobil jarang bergerak, pastikan BBM selalu dalam kondisi penuh untuk meminimalisir ruang udara dalam tangki.
- Lakukan kuras tangki jika gejala tercampurnya BBM dengan air mulai terasa. Seperti mesin yang batuk-batuk.
- Cek kompresi mesin secara berkala untuk memastikan mesin memiliki kemampuan kompresi yang ideal. Hasil pembakaran pun akan terjaga dalam status sempurna jika kompresi mesin tetap ideal.
source: autobild.co.id
No comments:
Post a Comment